BAB
I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR
BELAKANG
Mulai dari zaman prasejarah telah menunjukan bahwa manusia di zaman itu
telah mengenal adanya hitung-menghitung meskipun dalam bentuk yang sangat
sederhana. Dengan semakin majunya peradapan manusia menyebabkan pentingnya
pencatatan, pengihktisaran dan pelaporan sebagai bagian dari proses transaksi.
Sehingga akuntansi sebagai hasil dari proses transaksi telah mengalami
metamorfosis yang panjang untuk menjadi bentuk yang modern seperti saat
ini.Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang
digunakan oleh para pemakainya dalam pengambilan keputusan.
Keterampilan matematis sekarang ini telah berperan dalam menganalisis
permasalahan keuangan yang kompleks. Begitu pula dengan kemajuan dalam tehnologi
komputer akuntansi yang memungkinkan informasi dapat tersedia dengan cepat.
Tetapi, seberapa canggih pun prosedur akuntansi yang ada, informasi yang dapat
disediakan pada dasarnya bukanlah merupakan tujuan akhir. Tujuan informasi
tersebut adalah memberikan petunjuk untuk memilih tindakan yang paling baik
untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi.
Namun, pemilihan dan penetapan keputusan tersebut melibatkan berbagai aspek
termasuk perilaku dari para pengambil keputusan. Dengan demikian akuntansi
tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan organisasi
akan informasi akuntansi.
Kesempurnaan teknis tidak pernah mampu mencegah orang untuk mengetahui
bahwa tujuan jasa akuntansi bukan hanya sekedar teknik yang didasarkan pada
efektivitas dari segala prosedur akuntansi, melainkan bergantung pada bagaimana
prilaku orang-orang di dalam organisasi. Makalah ini
akan membahas tentang Laporan Keuangan.Tapi,sebelumnya kita harus tahu dulu
definisi laporan keuangan.
Laporan keuangan
merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yangmempunyai peranan penting
bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuahperusahaan.
Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go public diharuskan
untuk menyusun laporan keuangan setiap periodenya. Menurut IkatanAkuntan
Indonesia (IAI,2009) laporan keuangan mempunyai tujuan untuk memberikan
informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaanyang bermanfaat
bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangkamembuat
keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship)
manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yangdipercayakan kepada mereka.
Banyak pihak yang
menggunakan laporan keuangan antara lain investor,manajemen, dan pemerintah.
Bagi pihak investor laporan keuangan berguna untuk membantu menentukan apakah
harus membeli,menahan, atau menjual investasimereka. Bagi pihak manajemen
laporan keuangan digunakan sebagai bahanpertimbangan dalam penyusunan rencana
kegiatan perusahaan di periode yangakan datang. Bagi pihak pemerintah laporan
keuangan digunakan untuk mengaturaktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan
pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan
lainnya (IAI,2009).Informasi yang dihasilkan laporan keuangan akan sangat
bermanfaat bagipengguna laporan keuangan apabila informasi tersebut disajikan
secara tepat waktu dan akurat.
Hal ini menunjukkan
bahwa ketepatan waktu dalam penyajianlaporan keuangan ke publik sangat
dibutuhkan dan oleh karena itu tiap-tiapperusahaan diharapkan tidak melakukan penundaan
dalam penyajian laporankeuangan. Asosiasi profesi akuntansi pada tahun 1974
telah melakukan penelitiandan menyimpulkan bahwa ketepatan waktu pelaporan
merupakan elemen pokok bagi catatan laporan keuangan yang memadai (Dyer dan
Mchugh dalam Bandidan Hananto, 2000) Ketepatan waktu dalam penyampaian laporan
keuangan sangat penting bagitingkat manfaat dan nilai laporan tersebut.
Semakin singkat jarak
waktu antaraakhir periode akuntansi dengan tanggal penyampaian laporan
keuangan, makasemakin banyak keuntungan
yang dapat diperoleh dari laporan keuangan tersebutsedangkan semakin
panjang periode antara akhir tahun dengan penyampaianlaporan keuangan maka akan
semakin tinggi kemungkinan informasi tersebutdibocorkan pada pihak yang
berkepentingan (Yuliana dan Aloysia,2004). Selainitu, informasi tersebut sudah
tidak up
to date sehingga akan mengurangi nilaitambahnya bagi para pengguna
informasi laporan keuangan tersebut. Dengan menyampaikan laporan keuangan
secara tepat waktu maka akan mengurangikemungkinan terjadinya asimetri
informasi yang erat kaitannya dengan teoriagensi.Ketepatan waktu juga dapat
mempengaruhi relevansi informasi keuanganyang disajikan. Informasi pada laporan
keuangan dikatakan relevan apabilainformasi tersebut disampaikan secara tepat
waktu dan mempunyai manfaat bagi pemakai informasi sedangkan informasi keuangan
dikatakan tidak relevan apabilaterjadi penundaan dalam penyampaian laporan
keuangan.
Ketepatan waktu
penyampaian laporan keuangan diatur dalam penjelasanUU No.8 Tahun 1995 yang diperbaharui dengan keputusan ketua Bapepam No.Ke.
36/PM/2003 tentang pasar modal dimana dijelaskan bahwa laporan keuanganauditan
bersifat wajib dengan batas waktu 90 hari dari akhir tahun sampai dengantanggal
diserahkannya laporan keuangan yang telah diaudit kepada Bapepam.Selanjutnya
Bapepam mengatur keputusan mengenai laporan keuangan padaperaturan BAPEPAM
No.XK.2. Pada peraturan tersebut dijelaskan mengenaikewajiban perusahaan publik
untuk menyampaikan laporan keuangan berkalayang berisi informasi mengenai
kegiatan usaha dan keadaan keuangan padaperusahaan tersebut.
Laporan tersebut juga harus disusun
berdasarkan StandarAkuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia.Selain itu
penyampaian laporan keuangan juga berhubungan dengan signaling theory dimana karena terdapatnya asimetri informasi
antara managerdan pemegang saham mengenai prospek perusahaan di masa mendatang
(Yulianadan Aloysia, 2004). Untuk meminimalisir hal tersebut perusahaan
mengeluarkansinyal-sinyal melalui penyampaian laporan keuangan. Penyampaian
informasimelalui laporan keuangan oleh manajemen nantinya akan diterima
olehmasyarakat sebagai suatu sinyal.
1.2
IDENTIFIKASI
MASALAH
Laporan keuangan sangat perlu untuk
mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Padamulanya
laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai ‘alat penguji’ dari
pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak
hanya sebagaialat penguji saja tetapi juga
sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan
tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak – pihak yang
berkepentingan mengambil suatu keputusan. Jadi untuk mengetahui posisi keuangan
suatu perusahaan serta hasil – hasil yang
telah dicapai oleh perusahaan tersebut perlu adanya.
laporan keuangan dari perusahaan
yang bersangkutan. Laporan keuangan pada
dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data
keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak – pihak yang
berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut ataupun laporan keuangan merupakan suatu data yang dapat
memberikan gambaran daninformasi-informasi mengenai keadaan keuangan suatu
perusahaan pada suatu saat atau pada suatu periode tertentu dan dapat membantu
investor dan para pelaku pasar modal lainnya dalam mengidentifikasikan keadaan
suatu perusahaan. Salah satu alat analisisatas laporan keuangan adalah dengan
menggunakan analisis Ratio Financial Statement(bentuk rasio).
BAGIAN-BAGIAN
LAPORAN KEUANGAN MELIPUTI :
- Neraca
(Balance Sheet), menyajikan aktiva pada sisi sebelah kiri,yang merupakan
alokasi dari dana,kewajiban dan ekuitas pada sebelah kanan yang merupakan sumber
dana perusahaan.
- Laporan
Laba Rugi (Income Statement), Laporan yang mengikhtisarkan pendapatan dan
pengeluaran perusahaan selama satu periode akuntansi,biasanya setiap satu
kuartal atau satu tahun.
- Laporan
Laba Ditahan (Statement of Shareholders Equity), menyajikan
perubahan-perubahan pada pos-pos ekuitas untuk mengidentifikasi alasa
perubahan klaim pemegang ekuitas atas aktivanya.
- Laporan
Arus Kas (Statement of Cash Flow),
Tujuan dari pembuatan laporan arus kas ini adalah:
- Memberikan
informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama periode
tertentu.
- Memberikan
informasi mengenai efek kas dari tiga kategori aktivitas yaitu aktivitas
investasi,aktivitas pendanaan,aktivitas operasi.
1.3
TUJUAN LAPORAN
KEUANGAN
1.
Untuk menyediakan informasi yang menyangkut kinerja serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2.
Menunjukkan apa yang dilakukan
manajemen(stewardship),atau pertanggungjawaban manajemen atas sumberdaya yang
dipercayakan kepadanya.
3.
Tujuan
dari disusunnya laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang
menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu
perusahaan yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan pemakaiannya. Laporan
juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban
manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
1.4
PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas , maka saya sebagai
penulis dapat merumuskannya
sebagai berikut :
1) Apakah
profittabilitas berpengaruh terhadap waktu penyampaian laporan keuangan?
2) Apakah
ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketetapan waktu penyampaian laporan
keuangan?
3) Apakah
kepemilikan public berpengaruh terhadap ketetapan waktu penyampaian laporan
keuangan?
BAB
II
PEMBAHASAN
LAPORAN KEUANGAN
Penyusunan laporan keuangan disiapkan
mulai dari berbagai sumber data, terdiri dari faktur-faktur, bon-bon, nota
kredit, salinan faktur penjualan, laporan bank dan sebagainya. Data yang asli
bukan saja digunakan untuk mengisi buku perkiraan, tetapi dapat juga dipakai
untuk membuktikan keabsahan transaksi.
Laporan
keuangan perusahaan terdiri dari :
- LAPORAN
LABA - RUGI
yaitu laporan
mengenai pendapatan, beban, dan laba atau rugi suatu perusahaan dalam suatu
periode tertentu.
Laporan laba/rugi disajikan perusahaan pada akhir periode setelah
selesainya tahap pengikhtisaran siklus akuntansi. Laporan ini harus disajikan
menurut kualitas informasi akuntansi sehingga memberikan informasi yang akurat
dan terpercaya kepada pemakainya. Laporan laba/rugi juga menjadi indikator
sehat atau tidaknya kondisi perusahaan selama periode tertentu.
Laporan laba/rugi merupakan laporan yang disusun secara sistematis mengenai pendapatan dan beban selama satu periode akuntansi. Saldo akun pendapatan dan saldo akun beban diselisihkan untuk mengetahui besarnya laba/rugi perusahaan dalam periode yang bersangkutan.
Unsur pokok laporan laba/rugi
Unsur-unsur pokok yang termuat dalam laporan laba/rugi terdiri atas pendapatan dan beban. Kedua unsur ini yang akan dicatat dalam laporan laba/rugi pada akhir periode.
Laporan laba/rugi merupakan laporan yang disusun secara sistematis mengenai pendapatan dan beban selama satu periode akuntansi. Saldo akun pendapatan dan saldo akun beban diselisihkan untuk mengetahui besarnya laba/rugi perusahaan dalam periode yang bersangkutan.
Unsur pokok laporan laba/rugi
Unsur-unsur pokok yang termuat dalam laporan laba/rugi terdiri atas pendapatan dan beban. Kedua unsur ini yang akan dicatat dalam laporan laba/rugi pada akhir periode.
a. Pendapatan (revenue). Pendapatan merupakan suatu pertambahan
nilai aktiva yang mengakibatkan bertambahnya nilai modal. Pendapatan dibedakan
menjadi pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha. Pendapatan usaha adalah
pendapatan yang diperoleh perusahaan akibat kegiatan utama perusahaan, seperti
pendapatan jasa. Pendapatan di luar usaha adalah pendapatan yang diperoleh
perusahaan akibat kegiatan di luar usaha perusahaan, seperti pendapatan bunga
dan sewa.
b. Beban (expense). Beban merupakan biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk memperoleh hasil ekonomis. Pengeluaran biaya ini mengakibatkan
modal perusahaan menjadi berkurang. Beban dibedakan menjadi beban usaha dan
beban di luar usaha. Beban usaha adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai
kegiatan utama perusahaan, seperti beban gaji, beban listrik dan telepon, beban
administrasi, serta beban transportasi. Beban di luar usaha adalah biaya yang
dikeluarkan untuk membiayai kegiatan di luar kegiatan utama perusahaan, seperti
beban bunga.
Manfaat laporan laba/rugi
Laporan laba/rugi yang disajikan perusahaan jasa pada akhir periode memiliki manfaat, antara lain:
a. Menilai perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari kegiatan usahanya (rentabilitas).
b. Menganalisis pemakaian modal usaha selama satu periode akuntansi.
c. Mengetahui perkembangan perusahaan pada masa mendatang.
d. Menjadikan laporan laba/rugi sebagai dasar pengambilan keputusan.
- LAPORAN
PERUBAHAN MODAL
yaitu laporan
yang menyajikan perubahan modal karena penambahan dan pengurangan dari
laba/rugi dan transaksi pemilik.
- Neraca
yaitu laporan
yang menggambarkan posisi keuangan dari suatu perusahaan yang meliputi aktiva,
kewajiban dan ekuitas pada suatu saat tertentu.
Neraca (Balance Sheet) adalah suatu daftar yang
menggambarkan ringkasan kekayaan (Harta), Kewaiban (Hutang), dan Modal suatu
perusahaan pada saat tertentu.
Bentuk dasar neraca berasal dari PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI yaitu
:
HARTA = HUTANG + MODAL
Jadi, dalam menyususn neraca, isinya harus memenuhi 3
klasifikasi utama yaitu Harta, Hutang dan Modal. untuk memberikan gambaran yang
lebih jelas tentang posisi keuangan perusahaan, sebaiknya neraca harus disusun
secara sistematis. Umumnya, pada perusahaan jasa susunan neraca
diklasifikasikan sebagai berikut :
A. Harta (Aktiva), adalah kekayaan perusahaan yang mempunyai
bentuk (berwujud) maupun tidak berwujud (berupa hak) yang dinilai dengan uang.
Unsur – unsurnya sebagai berikut :
1. Harta Lancar (Current
Assets)
Penggolongan Harta/Aktiva disesuaikan dengan jangka waktu yang
diperlukan oleh Harta yang bersangkutan untuk beralih kembali dalam bentuk
uang. Bagi yang berjangka waktu satu tahun atau kurang, harta itu dikelompokkan
sebagai “Harta Lancar” (Current Assets). Harta Lancar terdiri atas :
a. Kas dan Bank (Cash and Bank), yaitu jumlah uang yang
tersedia dalam kas perusahaan maupun yang disimpan di bank.
b. Surat Berharga (Marketable Securities), yaitu
pemilihan surat – surat berharga yang bersifat sementara, yang sewaktu – waktu
dapat dijual untuk memenuhi kebutuhan kas perusahaan.
c. Wesel Tagih (Notes Receivable), yaitu janji atau
pernyataan tertulis seseorang (Langganan atau relasi lain) kepada perusahaan
berupa kesanggupan untuk membayar pada saat tertentu. Wesel ini bisa
dipindahtangankan, diperjualkan ataupun dijaminkan kepada pihak lain untuk
mengisi atau menambah kas perusahaan.
d. Piutang Dagang (Accounts Receivable), yaitu suatu
tagihan kepada pihak lain (langganan) karena adanya transaksi penjualan barang
barang atau jasa secara kredit. Piutang lainnya, missal Piutang Pegawai yang
terjadi karena adanya pinjaman para pegawai kepada perusahaan.
e. Perlengkapan (Supplies), yaitu persediaan yang
melengkapi kebutuhan dalam dalam kegiatan perusahaan, yang sifatnya habis
dipakai dalam suatu kegiatan. Misalnya : Perlengkapan Kantor seperti Kertas,
Karbon, materai dan lain – lain. Perlengkapan kendaraan seperti oli, bensin
dsb.
f. Biaya dibayar di muka (Prepaid Expence), yaitu jumlah
biaya yang dibayar lebih dahulu untuk keperluan tertentu, yang faedahnya dapat
diterima dalam periode pembukuan yang bersangkutan. Contoh : Biaya Dibayar Di
Muka.
a) Asuransi Dibayar di Muka, adalah premi asuransi
yang dibayar terlebih dahulu (di muka) untuk jangka waktu tertentu.
Bagian premi yang telah dijalani (expired) dicatat
sebagai Biaya Asuransi (Insurance Expence), sedangkan yang
belum dijalani (unexpired) dicatat dalam Neraca sebagai hak, yaitu
harta perusahaan, dicatat sebagai Asuransi Dibayar di Muka (Prepared
Insurence).
b) Sewa Dibayar di Muka, adalah sewa yang dibayar
terlebih dahulu untuk jangka waktu tertentu.
Bagian yang sudah dijalani / terpakai dicatat sebagai Biaya
Sewa (Rent Expence), sedangkan yang belum dijalani dicatat di
Neraca, sebagai Sewa Dibayar di Muka (Prepaid Rent).
2. Penanaman Modal Jangka panjang (Long-Term
Investment)
Yaitu penanaman modal dalam surat berharga yang jangka waktunya
panjang (melebihi satu tahun). Seringkali disebut sebagai “penyertaan” dalam
perusahaan lain maupun anak atau cabang perusahaan.
3. Harta Tetap (Fixed Assets/
Plant and Equipment)
Yaitu harta berwujud yang digunakan perusahaan dalam
kegiatannya, yang bersifat permanen dan tidak untuk diperdagangkan. Harta
tersebut kecuali Tanah (Land). Dari waktu ke waktu nilainya semakin
berkurang sesuai umur ekonomi dan teknisnya. Karena nilainya berkurang, maka
dalam neraca pada akhir periode akuntansi harta tersebut harus dikurangi penyusutan
atau depresiasi (Depreciation). Contoh harta tetap : Peralatan (Equipment),
Gedung (Building) dan Tanah (Land).
4. Harta Tidak Berwujud (Intangible
Assets)
Yaitu suatu harta yang mengungkapkan hak hokum dalam jangka
waktu panjang, sifatnya tidak berwujud. Contohnya : Hak Paten (Patent),
Hak Cipta (Copy Right), Merk Dagang (Trade Mark), dan Good will.
Sama halnya seperti aktiva/ harta tetap nilainya dari waktu ke waktu akan
berkurang. Pengurangan nilai manfaat dari harta tidak berwujud disebut
Amortisasi (Amortization).
5. Beban/biaya yang ditangguhkan (Deffered
Charge)
B. Kewajiban/ Hutang (Liabilities), adalah merupakan
kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus diselesaikan pada saatnya.
Penyelesaian atau pembayaran hutang dilakukan dengan menggunakan kekayaan
perusahaan yang ada, dapat dilakukan dengan memberikan uang tunai, barang
maupun jasa.
1. Hutang Lancar (Current
Liabilities), adalah hutang – hutang jangka pendek, yaitu kurang
dari satu tahun, yang harus dibayar menggunakan harta lancar. Hutang lancar
antara lain :
a. Wesel Bayar (Notes Payable), yaitu hutang wesel,
berupa surat janji membayar dari perusahaan kepada pihak lain karena pembelian
barang/jasa maupun kepada pihak Bank maupun Kreditor dimana perusahaan meminjam
uang.
b. Hutang Dagang (Accounts Payable), yaitu hutang yang
timbul karena transaksi berupa pembelian barang dan jasa secara kredit.
c. Hutang Bank (Bank Payable), yaitu kewajiban jangka
pendek perusahaan kepada Bank. Misalnya pinjaman jangka pendek ataupun angsuran
hutang dan bunga.
d. Hutang Pajak (Tax Payable), yaitu kewajiban setoran
pajak dari perusahaan ke kas Negara atau Daerah.
e. Hutang Gaji (Salaries Payable), yaitu kewajiban
pembayaran gaji yang seharusnya sudah diselesaikan pada periode yang berjalan,
tetapi ternyata pada akhir periode belum dibayar.
2. Hasil yang diterima dimuka (Defered
Income), adalah penerimaan yang telah dipeperoleh perusahaan
dengan diikuti adanya kewajiban untuk menyerahkan barang atau jasa pada periode
mendatang. Hasil yang diterima dimuka dicatat di sebelah kredit neraca, dan
baru benar – benar dinyatakan sebagai pendapatan perusahaan setelah
kewajibannya diselesaikan.
3. Hutang Jangka Panjang(Long-Term
Liabilities), adalah kewajiban perusahaan yang harus dilunasi
dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Hutang jangka panjang ini antara
lain:
a. Hutang Hipotek (Mortgage Payable), yaitu kewajiban
perusahaan kepada kreditor dengan jaminan hipotek. Hutang hipotek terjadi
karena perusahaan meminjam uang dengan anggunan/ harta tidak bergerak dan
dihipotekkan.bila perusahaan tidak dapat membayar pada waktunya, kreditor
berhak untuk melakukan penjualan lelang harta yang dihipotekkan melalui
pengadilan setempat.
b. Hutang Obligasi (Bonds Payable), yaitu hutang yang
terjadi karena perusahaan mengeluarkan surat obligasi (pengakuan hutang jangka
panjang). Pelunasan hutang obligasi dapat dilakukan pada saat jatuh temponya
secara sekaligus atau secara bertahap melalui penarikan obligasi tertentu.
4. Hutang Jangka Panjang Lainnya, adalah berupa kewajiban
perusaah yang terjadi karena adanya pinjaman seperti : Kredit Investasi, Kredit
Modal Kerja Permanen dan sebagainya.
Catatan :
Hutang jangka panjang harus dicatat sebagai Hutang Jangka
Pendek, karena setiap pelepasan nilai secara berangsurdari suatu hutang jangka
panjang akan dilunasi dalam jangka waktu yang singkat, sehingga wajarlah jika
setiap hampir jatuh tempo angsuran dipindahkan ke perkiraan hutang jangka
pendek.
Misalnya : Jumlah Pinjaman Hipotek Rp. 3.000.000
Angsuran Rp. 500.000 -
Sisa Pinjaman Hipotek Rp. 2.500.000
Angsuran yang berjumlah Rp.500.000 dipindahkan keperkiraan
hutang jangka pendek dan Rp.2.500.000 tetap diperkirakan hutang jangka panjang.
C. Modal (Capital), adalah selisih antara Harta dan Hutang,
yang merupakan kewajiban perusahaan kepada para pemilik, pada perusahaan
perseorangan, modal dinyatakan dalam perkiraan modal pemiliknya itu sendiri.
Dalam perusahaan yang berbentuk CV atau Firma (Partnership) modal
dinyatakan pada perkiraan modal masing – masing anggota. Sedangkan dalam
perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas, Modal terdiri dari :
a. Modal yang disetor (Paid –in - Capital), yaitu jumlah
uang yang disetorkan oleh pemegang saham, baik Pemegang Saham Biasa (Common
Stock) maupun Saham Istimewa/Preferen (Preferred Stock). Yang
dicantumkan dalam neraca adalah sejumlah modal yang disetor. Susunan modal
saham dalam neraca dibuat sebagai berikut :
Modal Saham
Modal Dasar/ Statuter Rp. 8.000.000
Modal Belum Ditempatkan/Saham dalam Portepel Rp. 2.000.000 -
Modal Ditempatkan/ Modal saham beredar Rp. 6.000.000
Penyajian modal di atas biasanya juga dicatat dengan Agio (Premium
on Stock) maupun Dis Agio (Discount on Stock)
b. Cadangan (Reserve), yaitu penyisihan dari keuntungan
bersih perusahaan setelah “Pajak Penghasilan”. Pembentukan Cadangan diperlukan
untuk berbagai tujuan perusahaan, misalnya saja untuk : Cadangan Pembayaran
Hutang, cadangan ekspansi, cadangan pensiun karyawan cadangan social dan lain –
lain.
c. Laba Tidak Dibagi atau Saldo Laba yang ditahan (Retained
Earnings), yaitu merupakan kumpulan laba tahun – tahun sebelumnya, yaitu
laba bersih setelah dipotong pajak penghasilan dikurangi pembayaran dividen,
cadangan dan lain – lain.
D. BENTUK NERACA
Penyusunan neraca dapat dilakukan dengan menggunakan :
1. Bentuk T (T form),
yaitu penyusunan neraca dengan menempatkan Harta disebelah kiri dan
menempatkan Hutang dan Modal di sebelah Kanan.
2. Bentuk Laporan (Report Form),
yaitu penyusunan neraca dengan menempatkan Harta, Hutang, dan Modal
secara berurutan dari atas ke bawah.
E. HUBUNGAN NERACA DENGAN
PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI
Dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya, persamaan dasar
akuntansi berasal dari keseimbangan neraca. Dalam neraca yang terdiri dari
kelompok Harta, Kewajiban (Hutang), dan Modal, kesemuannya berubah sesuai
dengan transaksi keuangan yang terjadi. Perubahan – perubahan, berupa bertambah
maupun berkurangnya harta, kewajiban dan modal terselenggara berdasarkan
persamaan dasar akuntansi, yang bertolak dari system keseimbangan neraca. Dari
suatu persamaan dasar akuntansi itu, dapat langsung disusun suatu neraca.
Perkiraan - perkiraan yang termasuk dalam kelompok harta,
langsung dimasukkan sebagai kelompok harta di neraca, yaitu disebelah debit.
Sedangkan perkiraan – perkiraan yang termasuk kelompok Hutang dan Modal,
langsung dimasukkan sesuai kelompoknya disebelah kredit neraca.
- Laporan
Arus Kas
yaitu laporan yang menggambarkan
penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode tertentu. Laporan Arus Kas
akan dibahas dalam bab tersendiri.
Manfaat
informasi arus kas
}
Informasi
arus kas berguna sebagai indikator
jumlah arus kas di masa yang akan datang
}
Laporan
arus kas juga menjadi alat pertanggungjawaban arus kas masuk dan arus kas
keluar selama periode pelaporan.
}
laporan
arus kas memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam
mengevaluasi perubahan kekayaan bersih/ekuitas dana suatu entitas pelaporan.
5.
PENGGUNA
LAPORAN KEUANGAN DAN TUJUAN PENGGUNAANNYA
- Investor :
penanam modal dan penasihat mereka berkepentingan dengan risiko yang
melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan.
Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus
membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga
tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan
perusahaan untuk membayar dividen.
- Karyawan :
karyawan dan kelompok yang mewakili merekatertarik pada informasi mengenai
stabilitas dan profitabilitas perusahaan, juga tertarik dengan informasi
untuk~ menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, imbalan
pasca kerja dan kesempatan kerja.
- Pemberi
pinjaman : pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang
memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjamari serta bunganya dapat
dibayar pada saat jatuh tempo. ~
- Pemasok
dan kreditor usaha lainnya : pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik
dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah
yang kewajibannya akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usah
berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek
daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utam rnereka
bergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
- Pelanggan
: para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan
hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka
panjang dengan, atau bergantung pada perusahaan.
- Pemerintah
: pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya
berkepentingan dengan alokasi sumberdaya dan karena itu berkepentingan
dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk
mengatur aktivitas perusahan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai
dasar menyusun statistik pendapatan nasional dan statisti lainnya
- Masyarakat
: perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat daiam berbagai cara.
Misalnya: perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian
nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada
penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan
menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir
kemakmuran perusahaan dan rangkaian aktivitasnya.
6.
MACAM-MACAM
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN
- Analisis
Time Series dan Cross Sectional
- Analisis
Trend atau time series adalah analisis rasio perusahaan untuk beberapa
periode. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio
dari waktu yang lalu (rasio historis) atau dengan rasio-rasio yang
diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang pada perusahaan yang sama.
Analisis trend dapat melihat apakah prestasi perusahaan itu meningkat atau
menurun selama periode tertentu, mengestimasi kemungkinan terjadi
peningkatan atau penurunan pada kondisi keuangan tertentu
- Analisis
Cross Sectional, dengan analisis ini analis membandingkan rasio-rasio
perusahaan (company ratio) dengan rata-rata rasio perusahaan sejenis atau
industri (rasio rata-rata/rasio standard) untuk waktu yang sama.
- Analisis
Commond Size dan Analisis Index
- Analisis
Commond Size, untuk membuat perbandingan elemen-elemen laporan keuangan
dengan command base-nya. Laporan keuangan neraca pada sisi aktiva
didasarkan pada total aktiva sehingga total aktiva sama dengan 100%.
Elemen-elemen lain dari aktiva dibandingkan dengan total aktiva.
Elemen-elemen kewajiban dan modal sendiri didasarkan pada total kewajiban
dan modal sendiri. Laporan laba rugi commond base-nya penjualan,
elemen-elemen laporan laba rugi dibandingkan dengan penjualan.
- Analisis
Index, memilih tahun dasar sebagai commond base-nya elemen-elemen laporan
keuangan pada periode lain dibandingkan dengan elemen-elemen laporan
keuangan yang sama dengan tahun dasar tersebut.
Catatan atas laporan keuangan,
menginformasikan kebijaksanaan akuntansi yang mempengaruhi posisi keuangan dari
hasil keuangan perusahaan. Laporan keuangan diharapkan disajikan
secara layak, jelas, dan lengkap, yang mengungkapkan kenyataan-kenyataan
ekonomi mengenai eksistensi dan operasi perusahaan tersebut. Dalam menyusun
laporan keuangan, akuntansi dihadapkan
dengan kemungkinan bahaya penyimpangan (bias), salah penafsiran dan
ketidaktepatan. Untuk meminimkan bahaya ini, profesi akuntansi telah berupaya
untuk mengembangkan suatu barang tubuh teori ini. Setiap akuntansi atau
perusahaan harus menyesuaikan diri terhadap praktik akuntansi dan pelaporan
dari setiap perusahaan tertentu.
7.
PIHAK – PIHAK YANG TERKAIT DENGAN
LAPORAN KEUANGAN, IALAH:
} IAI
} Bapepam
} BEJ
} Kantor Pajak
} dan Kantor Akuntan Publik (Auditor)
CONTOH BENTUK LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI
1. NERACA
PT. ASURANSI JIWA ABC
NERACA
Per 31 Desember 20x2 dan 20x1
ASET 20X2 20X1 KEWAJIBAN
& EKUITAS 20X2 20X1
Investasi Kewajiban
kepada pemegang polis
Deposito Wajib xx xx Kewajiban Manfaat Polis
Masa Depan xx xx
Deposito Biasa xx xx Estimasi Kewajiban Klaim xx xx
Sertifikat Deposito xx xx Utang Klaim xx xx
Saham xx xx Premi yg blm merupakan pendapatan xx xx
Obligasi xx xx Jumlah
Kewajiban kepada
SBPU xx xx pemegang polis xx xx
Penyertaan Langsung xx xx
Tanah dan Bangunan xx xx Titipan Premi xx xx
Pinjaman Hipotek xx xx Utang Reasuransi xx xx
Pinjaman Polis xx xx Utang Komisi xx xx
Investasi Lain xx xx Hak Laba Pemegang Polis
yang
Jumlah Investasi xx xx belum dibagikan xx xx
Biaya
yang masih harus dibayar xx xx
Kas dan Bank xx xx Utang Subordinasi xx xx
Piutang Premi xx xx
Piutang Reasuransi xx xx
Piutang Hasil Investasi xx xx
Piutan Lain xx xx
Biaya dibayar dimuka xx xx
Aset Tetap: Ekuitas
- Bangunan xx Modal ditempatkan dan disetor...lbr xx xx
Akml.Penystan (xx) Agio/disagio
Saham xx xx
xx xx Saldo Laba xx xx
- Aset Tetap Lain xx
Akml.Penystan (xx)
xx xx Jumlah
Ekuitas xx xx
Aset Lain-lain:
-
Biaya
Akuisisi
Ditangguhkan xx xx
Jumlah Aset xx xx Jumlah Kewajiban dan Ekuitas xx xx
2.
LAPORAN LABA RUGI (SINGLE
STEP)
PT.ASURANSI JIWA ABC
LAPORAN LABA RUGI
Untuk Tahun yang Berakhir
20X2 20X1
PENDAPATAN
Pendapatan Premi
Premi Bruto
xx xx
Dikurangi:
Premi Reasuransi (xx) (xx)
Dikurangi(ditambah): Kenaikan (penurunan)
Premi yang
Belum merupakan pendapatan (xx) (xx)
Jumlah Pendapatan Premi
xx xx
Hasil Investasi
xx xx
Imbalan Jasa DPLK
xx xx
Pendapatan Lain
xx xx
Jumlah Pendapatan
xx xx
BEBAN
Klaim dan Manfaat
xx xx
Dikurangi: Klaim Reasuransi (xx) (xx)
Ditambah (dikurangi): Kenaikan (penurunan)
kewajiban manfaat polis
masa depan dan estimasi kewajiban Klaim
xx xx
Amortisasi biaya akuisisi ditangguhkan
xx xx
Pemasaran
xx xx
Umum dan Administrasi
xx xx
Hasil (beban) lain
xx xx
Jumlah Beban
xx xx
LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK
xx xx
PAJAK PENGHASILAN (xx) (xx)
LABA BERSIH TAHUN SEKARANG
xx x x
DEVIDEN (xx) (xx)
SALDO LABA AWAL TAHUN
xx x x
SALDO LABA AKHIR TAHUN
xx xx
3.
LAPORAN ARUSU KAS (Metode
Langsung)
PT.
ASURANSI JIWA ABC
LAPORAN
ARUS KAS
Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X2 dan 20X1
20X2 20X1
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Penerimaan Premi
xx xx
Penerimaan Klaim Reasuransi
xx xx
Penerimaan Lain-lain
xx xx
Pembayaran Premi Reasuransi (xx) (xx)
Pembayaran Komisi (xx) (xx)
Pembayaran Klaim (xx) (xx)
Pembayaran Beban Umum dan Administrasi (xx) (xx)
Pembayaran Pajak (xx) (xx)
Pembayaran Beban Lain (xx) (xx)
Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Operasi (A)
xx xx
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Penerimaan Hasil Investasi
xx xx
Pencairan Deposito
xx xx
Pencairan Obligasi
xx xx
Hasil Penjualan Saham dan Obligasi
xx xx
Hasil Penjualan Aset Tetap
xx xx
Penempatan deposito (xx) (xx)
Perolehan Saham dan Obligasi (xx) (xx)
Perolehan Aset Tetap
xx xx
Perolehan Investasi Lain
xx xx
Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Investasi (B)
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Penerimaan Utang dari Subordinasi
xx xx
Penambahan Modal disetor
xx xx
Pembayaran Pinjaman Subordinasi (xx) (xx)
Pembayaran Deviden Kas (xx) (xx)
Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Pendanaan (C)
Kenaikan Kas Bersih A + B + C
xx xx
Saldo Kas dan setara Kas – Awal Periode
xx xx
Saldo Kas dan setara Kas – Akhir Periode
xx xx
4.
LAPORAN ARUS KAS (Metode
Tidak Langsung)
PT.
ASURANSI JIWA ABC
LAPORAN
ARUS KAS
Untuk
Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X2 dan 20X1
20X2 20X1
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Laba bersih sebelum pajak
xx xx
Penyesuaian untuk beban non kas:
Penyusutan Aset Tetap
xx xx
Amortisasi Aset tidak Berwujud
xx xx
Laba Operasi sebelum Modal Kerja
xx xx
Penurunan (kenaikan) Aset Lancar dan
Kenaikan (penurunan) Kewajiban Lancar:
(Kenaikan) Piutang Premi, piutang reasuransi, piutang hasil investasi,
piutang lain (xx) (xx)
Penurunan Biaya dibayar dimuka
xx xx
Kenaikan kewajiban polis manfaat masa depan, estimasi kewajiban klaim
utang klaim, premi belum merupakan pendapatan
xx xx
Kas dihasilkan oleh Operasi Utama Asuransi
xx xx
Pembayaran PPh Badan
xx xx
Pembayaran Bunga (xx) (xx)
Arus Kas dari Operasi
xx xx
Hasil lain-lain
xx xx
Kas Bersih dari (untuk) Aktiva Operasi (A)
xx xx
Arus Kas dari Aktivitas Investasi
Hasil Investasi Netto
xx xx
Penyesuaian untuk beban nonkas:
Beban penyusutan investasi
xx xx
Beban Amortisasi Investasi
xx xx
Kas Bersih Operasi Investasi
xx xx
Pengurangan (tambahan) deposito wajib,
deposito biasa (xx) (xx)
Pengurangan (tambahan)saham, obligasi, SBPU (xx) (xx)
Pengurangan (tambahan) penyertaan langsung (xx) (xx)
Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Investasi (B)
xx xx
Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan
Hasil Emisi Saham
xx xx
Penerimaan Pinjaman Subordinasi xx
xx
Pembayaran deviden (xx) (xx)
Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Pendanaan (C)
xx xx
Kenaikan Kas Bersih (A + B + C)
xx xx
Saldo Kas dan Setara Kas Awal Periode
xx xx
Saldo Kas dan Setara Kas Akhir Periode
xx xx
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Laporan keuangan
adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode
akuntansi yang dapat digunakan untuk
menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari
proses pelaporan keuangan.
Laporan keuangan Suatu Perusahaan Terdiri Atas
q Laporan Laba Rugi
q Laporan Perubahan Ekuitas
q Laporan Neraca
q Laporan Arus Kas
Laporan keuangan terdiri dari:
q -Neraca,
menginformasikan posisi keuangan pada saat tertentu, yang tercermin pada jumlah
harta yang dimiliki, jumlah kewajiban, dan modal perusahaan.
q -Perhitungan
laba rugi, menginformasikan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode
tertentu.
q -Laporan arus
kas, menginformasikan perubahan dalam posisi keuangan sebagai akibat dari
kegiatan usaha, pembelanjaan, dan investasi selama periode yang bersangkutan.
DAFTAR PUSTAKA
www.bii.co.id/investor/financial.../Financial-Report.aspx
dasar-akuntansi.blogspot.com/.../laporan-keuangan-dasar-dasa
akuntansi
www.ovcio.com/software-akuntansi-laporan-keuangan
id.wikipedia.org/wiki/Laporan_keuangan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar