Senin, 22 Oktober 2012

Fekon 2012: Nama-nama Mahasiswa Fekon 2012

Fekon 2012: Nama-nama Mahasiswa Fekon 2012: Sri Wardani  12 52 004 Syahril Bahri 12 52 005 Fadillah Dwiyanti .P.  12 51 005 Ernayanti  12 51 030 Reski Ayu  12 52 011 Irmawati...

Nama-nama Mahasiswa Fekon 2012

Sri Wardani  12 52 004

Syahril Bahri 12 52 005

Fadillah Dwiyanti .P.  12 51 005

Ernayanti  12 51 030

Reski Ayu  12 52 011

Irmawati  12 52 008

Dewi Kembara Putri  12 52 012

Muhlisa  12 52 020

Ermiyati  12 51 009

Syahrir  12 51 006

Ahmad Ihsyan  12 52 016

Alias Daming  12 51 028

Litrisna  12 52 007

Muhammad Asdar  12 51 013

Awali Sunardi  12 52 026

Nina Pia  12 52 013

Nirwana  12 52 006

Yohanes Kristomus Bisa  12 51 001

Nasri .P.  12 52 014

Najla Azizah .M.  12 50 02

Hapsa Bega  12 52 022

Nurliani  12 51 040

Nur Khalis  12 51 038

Wais Al Qadrni  12 52 009


Rabu, 17 Oktober 2012

Makalah laporan Keuangan


BAB I

PENDAHULUAN

 

1.1           LATAR BELAKANG

 

Mulai dari zaman prasejarah telah menunjukan bahwa manusia di zaman itu telah mengenal adanya hitung-menghitung meskipun dalam bentuk yang sangat sederhana. Dengan semakin majunya peradapan manusia menyebabkan pentingnya pencatatan, pengihktisaran dan pelaporan sebagai bagian dari proses transaksi. Sehingga akuntansi sebagai hasil dari proses transaksi telah mengalami metamorfosis yang panjang untuk menjadi bentuk yang modern seperti saat ini.Akuntansi merupakan suatu sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam pengambilan keputusan.

Keterampilan matematis sekarang ini telah berperan dalam menganalisis permasalahan keuangan yang kompleks. Begitu pula dengan kemajuan dalam tehnologi komputer akuntansi yang memungkinkan informasi dapat tersedia dengan cepat. Tetapi, seberapa canggih pun prosedur akuntansi yang ada, informasi yang dapat disediakan pada dasarnya bukanlah merupakan tujuan akhir. Tujuan informasi tersebut adalah memberikan petunjuk untuk memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumber daya yang langka pada aktivitas bisnis dan ekonomi. Namun, pemilihan dan penetapan keputusan tersebut melibatkan berbagai aspek termasuk perilaku dari para pengambil keputusan. Dengan demikian akuntansi tidak dapat dilepaskan dari aspek perilaku manusia serta kebutuhan organisasi akan informasi akuntansi.

Kesempurnaan teknis tidak pernah mampu mencegah orang untuk mengetahui bahwa tujuan jasa akuntansi bukan hanya sekedar teknik yang didasarkan pada efektivitas dari segala prosedur akuntansi, melainkan bergantung pada bagaimana prilaku orang-orang di dalam organisasi. Makalah ini akan membahas tentang Laporan Keuangan.Tapi,sebelumnya kita harus tahu dulu definisi laporan keuangan.

Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yangmempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuahperusahaan. Perusahaan di Indonesia khususnya perusahaan yang sudah go public diharuskan untuk menyusun laporan keuangan setiap periodenya. Menurut IkatanAkuntan Indonesia (IAI,2009) laporan keuangan mempunyai tujuan untuk memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, dan arus kas perusahaanyang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangkamembuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-sumber daya yangdipercayakan kepada mereka.

Banyak pihak yang menggunakan laporan keuangan antara lain investor,manajemen, dan pemerintah. Bagi pihak investor laporan keuangan berguna untuk membantu menentukan apakah harus membeli,menahan, atau menjual investasimereka. Bagi pihak manajemen laporan keuangan digunakan sebagai bahanpertimbangan dalam penyusunan rencana kegiatan perusahaan di periode yangakan datang. Bagi pihak pemerintah laporan keuangan digunakan untuk mengaturaktivitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak dan sebagai dasar untuk menyusun statistik pendapatan nasional dan lainnya (IAI,2009).Informasi yang dihasilkan laporan keuangan akan sangat bermanfaat bagipengguna laporan keuangan apabila informasi tersebut disajikan secara tepat waktu dan akurat.

Hal ini menunjukkan bahwa ketepatan waktu dalam penyajianlaporan keuangan ke publik sangat dibutuhkan dan oleh karena itu tiap-tiapperusahaan diharapkan tidak melakukan penundaan dalam penyajian laporankeuangan. Asosiasi profesi akuntansi pada tahun 1974 telah melakukan penelitiandan menyimpulkan bahwa ketepatan waktu pelaporan merupakan elemen pokok bagi catatan laporan keuangan yang memadai (Dyer dan Mchugh dalam Bandidan Hananto, 2000) Ketepatan waktu dalam penyampaian laporan keuangan sangat penting bagitingkat manfaat dan nilai laporan tersebut.

Semakin singkat jarak waktu antaraakhir periode akuntansi dengan tanggal penyampaian laporan keuangan, makasemakin banyak keuntungan yang dapat diperoleh dari laporan keuangan tersebutsedangkan semakin panjang periode antara akhir tahun dengan penyampaianlaporan keuangan maka akan semakin tinggi kemungkinan informasi tersebutdibocorkan pada pihak yang berkepentingan (Yuliana dan Aloysia,2004). Selainitu, informasi tersebut sudah tidak  up to date sehingga akan mengurangi nilaitambahnya bagi para pengguna informasi laporan keuangan tersebut. Dengan menyampaikan laporan keuangan secara tepat waktu maka akan mengurangikemungkinan terjadinya asimetri informasi yang erat kaitannya dengan teoriagensi.Ketepatan waktu juga dapat mempengaruhi relevansi informasi keuanganyang disajikan. Informasi pada laporan keuangan dikatakan relevan apabilainformasi tersebut disampaikan secara tepat waktu dan mempunyai manfaat bagi pemakai informasi sedangkan informasi keuangan dikatakan tidak relevan apabilaterjadi penundaan dalam penyampaian laporan keuangan.

Ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan diatur dalam penjelasanUU No.8 Tahun 1995 yang diperbaharui dengan keputusan ketua Bapepam No.Ke. 36/PM/2003 tentang pasar modal dimana dijelaskan bahwa laporan keuanganauditan bersifat wajib dengan batas waktu 90 hari dari akhir tahun sampai dengantanggal diserahkannya laporan keuangan yang telah diaudit kepada Bapepam.Selanjutnya Bapepam mengatur keputusan mengenai laporan keuangan padaperaturan BAPEPAM No.XK.2. Pada peraturan tersebut dijelaskan mengenaikewajiban perusahaan publik untuk menyampaikan laporan keuangan berkalayang berisi informasi mengenai kegiatan usaha dan keadaan keuangan padaperusahaan tersebut.

 Laporan tersebut juga harus disusun berdasarkan StandarAkuntansi Keuangan dari Ikatan Akuntan Indonesia.Selain itu penyampaian laporan keuangan juga berhubungan dengan signaling theory dimana karena terdapatnya asimetri informasi antara managerdan pemegang saham mengenai prospek perusahaan di masa mendatang (Yulianadan Aloysia, 2004). Untuk meminimalisir hal tersebut perusahaan mengeluarkansinyal-sinyal melalui penyampaian laporan keuangan. Penyampaian informasimelalui laporan keuangan oleh manajemen nantinya akan diterima olehmasyarakat sebagai suatu sinyal.

 

1.2           IDENTIFIKASI MASALAH

 

Laporan keuangan sangat perlu untuk mengetahui kondisi keuangan perusahaan. Padamulanya laporan keuangan bagi suatu perusahaan hanyalah sebagai ‘alat penguji’ dari pekerjaan bagian pembukuan, tetapi untuk selanjutnya laporan keuangan tidak hanya sebagaialat penguji saja tetapi juga sebagai dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan tersebut, dimana dengan hasil analisa tersebut pihak – pihak yang berkepentingan mengambil suatu keputusan. Jadi untuk mengetahui posisi keuangan suatu perusahaan serta hasil – hasil yang telah dicapai oleh perusahaan tersebut perlu adanya.

 

laporan keuangan dari perusahaan yang bersangkutan. Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak – pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut ataupun laporan keuangan merupakan suatu data yang dapat memberikan gambaran daninformasi-informasi mengenai keadaan keuangan suatu perusahaan pada suatu saat atau pada suatu periode tertentu dan dapat membantu investor dan para pelaku pasar modal lainnya dalam mengidentifikasikan keadaan suatu perusahaan. Salah satu alat analisisatas laporan keuangan adalah dengan menggunakan analisis Ratio Financial Statement(bentuk rasio).

BAGIAN-BAGIAN LAPORAN KEUANGAN MELIPUTI :

  • Neraca (Balance Sheet), menyajikan aktiva pada sisi sebelah kiri,yang merupakan alokasi dari dana,kewajiban dan ekuitas pada sebelah kanan yang merupakan sumber dana perusahaan.
  • Laporan Laba Rugi (Income Statement), Laporan yang mengikhtisarkan pendapatan dan pengeluaran perusahaan selama satu periode akuntansi,biasanya setiap satu kuartal atau satu tahun.
  • Laporan Laba Ditahan (Statement of Shareholders Equity), menyajikan perubahan-perubahan pada pos-pos ekuitas untuk mengidentifikasi alasa perubahan klaim pemegang ekuitas atas aktivanya.
  • Laporan Arus Kas (Statement of Cash Flow),

Tujuan dari pembuatan laporan arus kas ini adalah:

  1. Memberikan informasi mengenai penerimaan dan pembayaran kas perusahaan selama periode tertentu.
  2. Memberikan informasi mengenai efek kas dari tiga kategori aktivitas yaitu aktivitas investasi,aktivitas pendanaan,aktivitas operasi.

 

1.3  TUJUAN LAPORAN KEUANGAN

1.      Untuk menyediakan informasi yang menyangkut kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

2.      Menunjukkan apa yang dilakukan manajemen(stewardship),atau pertanggungjawaban manajemen atas sumberdaya yang dipercayakan kepadanya.

3.      Tujuan dari disusunnya laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi pengambilan keputusan pemakaiannya. Laporan juga menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen atau pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.

 

 

1.4  PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang diatas , maka saya sebagai penulis dapat merumuskannya sebagai berikut :













1)      Apakah profittabilitas berpengaruh terhadap waktu penyampaian laporan keuangan?

2)      Apakah ukuran perusahaan berpengaruh terhadap ketetapan waktu penyampaian laporan keuangan?

3)      Apakah kepemilikan public berpengaruh terhadap ketetapan waktu penyampaian laporan keuangan?

Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap ketepatan waktu penyampaianlaporan keuangan?2.

Apakah

leverage

keuangan berpengaruh terhadap ketepatan waktupenyampaian laporan keuangan?

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

LAPORAN KEUANGAN

Penyusunan laporan keuangan disiapkan mulai dari berbagai sumber data, terdiri dari faktur-faktur, bon-bon, nota kredit, salinan faktur penjualan, laporan bank dan sebagainya. Data yang asli bukan saja digunakan untuk mengisi buku perkiraan, tetapi dapat juga dipakai untuk membuktikan keabsahan transaksi.

Laporan keuangan perusahaan terdiri dari :

  1. LAPORAN LABA - RUGI

yaitu laporan mengenai pendapatan, beban, dan laba atau rugi suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu.

Laporan laba/rugi disajikan perusahaan pada akhir periode setelah selesainya tahap pengikhtisaran siklus akuntansi. Laporan ini harus disajikan menurut kualitas informasi akuntansi sehingga memberikan informasi yang akurat dan terpercaya kepada pemakainya. Laporan laba/rugi juga menjadi indikator sehat atau tidaknya kondisi perusahaan selama periode tertentu.
       Laporan laba/rugi merupakan laporan yang disusun secara sistematis mengenai pendapatan dan beban selama satu periode akuntansi. Saldo akun pendapatan dan saldo akun beban diselisihkan untuk mengetahui besarnya laba/rugi perusahaan dalam periode yang bersangkutan.
       Unsur pokok laporan laba/rugi
Unsur-unsur pokok yang termuat dalam laporan laba/rugi terdiri atas pendapatan dan beban. Kedua unsur ini yang akan dicatat dalam laporan laba/rugi pada akhir periode.

a. Pendapatan (revenue). Pendapatan merupakan suatu pertambahan nilai aktiva yang mengakibatkan bertambahnya nilai modal. Pendapatan dibedakan menjadi pendapatan usaha dan pendapatan di luar usaha. Pendapatan usaha adalah pendapatan yang diperoleh perusahaan akibat kegiatan utama perusahaan, seperti pendapatan jasa. Pendapatan di luar usaha adalah pendapatan yang diperoleh perusahaan akibat kegiatan di luar usaha perusahaan, seperti pendapatan bunga dan sewa.

b. Beban (expense). Beban merupakan biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memperoleh hasil ekonomis. Pengeluaran biaya ini mengakibatkan modal perusahaan menjadi berkurang. Beban dibedakan menjadi beban usaha dan beban di luar usaha. Beban usaha adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan utama perusahaan, seperti beban gaji, beban listrik dan telepon, beban administrasi, serta beban transportasi. Beban di luar usaha adalah biaya yang dikeluarkan untuk membiayai kegiatan di luar kegiatan utama perusahaan, seperti beban bunga.



Manfaat laporan laba/rugi
Laporan laba/rugi yang disajikan perusahaan jasa pada akhir periode memiliki manfaat, antara lain:
a. Menilai perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari kegiatan usahanya (rentabilitas).
b. Menganalisis pemakaian modal usaha selama satu periode akuntansi.
c. Mengetahui perkembangan perusahaan pada masa mendatang.
d. Menjadikan laporan laba/rugi sebagai dasar pengambilan keputusan.

 

  1. LAPORAN PERUBAHAN MODAL

yaitu laporan yang menyajikan perubahan modal karena penambahan dan pengurangan dari laba/rugi dan transaksi pemilik.

  1. Neraca

yaitu laporan yang menggambarkan posisi keuangan dari suatu perusahaan yang meliputi aktiva, kewajiban dan ekuitas pada suatu saat tertentu.

Neraca (Balance Sheet) adalah suatu daftar yang menggambarkan ringkasan kekayaan (Harta), Kewaiban (Hutang), dan Modal suatu perusahaan pada saat tertentu.

Bentuk dasar neraca berasal dari PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI yaitu :

HARTA = HUTANG + MODAL

Jadi, dalam menyususn neraca, isinya harus memenuhi 3 klasifikasi utama yaitu Harta, Hutang dan Modal. untuk memberikan gambaran yang lebih jelas tentang posisi keuangan perusahaan, sebaiknya neraca harus disusun secara sistematis. Umumnya, pada perusahaan jasa susunan neraca diklasifikasikan sebagai berikut :

A. Harta (Aktiva), adalah kekayaan perusahaan yang mempunyai bentuk (berwujud) maupun tidak berwujud (berupa hak) yang dinilai dengan uang.

Unsur – unsurnya sebagai berikut :

1. Harta Lancar (Current Assets)

Penggolongan Harta/Aktiva disesuaikan dengan jangka waktu yang diperlukan oleh Harta yang bersangkutan untuk beralih kembali dalam bentuk uang. Bagi yang berjangka waktu satu tahun atau kurang, harta itu dikelompokkan sebagai “Harta Lancar” (Current Assets). Harta Lancar terdiri atas :

a. Kas dan Bank (Cash and Bank), yaitu jumlah uang yang tersedia dalam kas perusahaan maupun yang disimpan di bank.

b. Surat Berharga (Marketable Securities), yaitu pemilihan surat – surat berharga yang bersifat sementara, yang sewaktu – waktu dapat dijual untuk memenuhi kebutuhan kas perusahaan.

c. Wesel Tagih (Notes Receivable), yaitu janji atau pernyataan tertulis seseorang (Langganan atau relasi lain) kepada perusahaan berupa kesanggupan untuk membayar pada saat tertentu. Wesel ini bisa dipindahtangankan, diperjualkan ataupun dijaminkan kepada pihak lain untuk mengisi atau menambah kas perusahaan.

d. Piutang Dagang (Accounts Receivable), yaitu suatu tagihan kepada pihak lain (langganan) karena adanya transaksi penjualan barang barang atau jasa secara kredit. Piutang lainnya, missal Piutang Pegawai yang terjadi karena adanya pinjaman para pegawai kepada perusahaan.

e. Perlengkapan (Supplies), yaitu persediaan yang melengkapi kebutuhan dalam dalam kegiatan perusahaan, yang sifatnya habis dipakai dalam suatu kegiatan. Misalnya : Perlengkapan Kantor seperti Kertas, Karbon, materai dan lain – lain. Perlengkapan kendaraan seperti oli, bensin dsb.

f. Biaya dibayar di muka (Prepaid Expence), yaitu jumlah biaya yang dibayar lebih dahulu untuk keperluan tertentu, yang faedahnya dapat diterima dalam periode pembukuan yang bersangkutan. Contoh : Biaya Dibayar Di Muka.

a) Asuransi Dibayar di Muka, adalah premi asuransi yang dibayar terlebih dahulu (di muka) untuk jangka waktu tertentu.

Bagian premi yang telah dijalani (expired) dicatat sebagai Biaya Asuransi (Insurance Expence), sedangkan yang belum dijalani (unexpired) dicatat dalam Neraca sebagai hak, yaitu harta perusahaan, dicatat sebagai Asuransi Dibayar di Muka (Prepared Insurence).

b) Sewa Dibayar di Muka, adalah sewa yang dibayar terlebih dahulu untuk jangka waktu tertentu.

Bagian yang sudah dijalani / terpakai dicatat sebagai Biaya Sewa (Rent Expence), sedangkan yang belum dijalani dicatat di Neraca, sebagai Sewa Dibayar di Muka (Prepaid Rent).

2. Penanaman Modal Jangka panjang (Long-Term Investment)

Yaitu penanaman modal dalam surat berharga yang jangka waktunya panjang (melebihi satu tahun). Seringkali disebut sebagai “penyertaan” dalam perusahaan lain maupun anak atau cabang perusahaan.

3. Harta Tetap (Fixed Assets/ Plant and Equipment)

Yaitu harta berwujud yang digunakan perusahaan dalam kegiatannya, yang bersifat permanen dan tidak untuk diperdagangkan. Harta tersebut kecuali Tanah (Land). Dari waktu ke waktu nilainya semakin berkurang sesuai umur ekonomi dan teknisnya. Karena nilainya berkurang, maka dalam neraca pada akhir periode akuntansi harta tersebut harus dikurangi penyusutan atau depresiasi (Depreciation). Contoh harta tetap : Peralatan (Equipment), Gedung (Building) dan Tanah (Land).

 

4. Harta Tidak Berwujud (Intangible Assets)

Yaitu suatu harta yang mengungkapkan hak hokum dalam jangka waktu panjang, sifatnya tidak berwujud. Contohnya : Hak Paten (Patent), Hak Cipta (Copy Right), Merk Dagang (Trade Mark), dan Good will. Sama halnya seperti aktiva/ harta tetap nilainya dari waktu ke waktu akan berkurang. Pengurangan nilai manfaat dari harta tidak berwujud disebut Amortisasi (Amortization).

5. Beban/biaya yang ditangguhkan (Deffered Charge)

B. Kewajiban/ Hutang (Liabilities), adalah merupakan kewajiban perusahaan kepada pihak lain yang harus diselesaikan pada saatnya. Penyelesaian atau pembayaran hutang dilakukan dengan menggunakan kekayaan perusahaan yang ada, dapat dilakukan dengan memberikan uang tunai, barang maupun jasa.

1. Hutang Lancar (Current Liabilities), adalah hutang – hutang jangka pendek, yaitu kurang dari satu tahun, yang harus dibayar menggunakan harta lancar. Hutang lancar antara lain :

a. Wesel Bayar (Notes Payable), yaitu hutang wesel, berupa surat janji membayar dari perusahaan kepada pihak lain karena pembelian barang/jasa maupun kepada pihak Bank maupun Kreditor dimana perusahaan meminjam uang.

b. Hutang Dagang (Accounts Payable), yaitu hutang yang timbul karena transaksi berupa pembelian barang dan jasa secara kredit.

c. Hutang Bank (Bank Payable), yaitu kewajiban jangka pendek perusahaan kepada Bank. Misalnya pinjaman jangka pendek ataupun angsuran hutang dan bunga.

d. Hutang Pajak (Tax Payable), yaitu kewajiban setoran pajak dari perusahaan ke kas Negara atau Daerah.

e. Hutang Gaji (Salaries Payable), yaitu kewajiban pembayaran gaji yang seharusnya sudah diselesaikan pada periode yang berjalan, tetapi ternyata pada akhir periode belum dibayar.

2. Hasil yang diterima dimuka (Defered Income), adalah penerimaan yang telah dipeperoleh perusahaan dengan diikuti adanya kewajiban untuk menyerahkan barang atau jasa pada periode mendatang. Hasil yang diterima dimuka dicatat di sebelah kredit neraca, dan baru benar – benar dinyatakan sebagai pendapatan perusahaan setelah kewajibannya diselesaikan.

3. Hutang Jangka Panjang(Long-Term Liabilities), adalah kewajiban perusahaan yang harus dilunasi dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. Hutang jangka panjang ini antara lain:

a. Hutang Hipotek (Mortgage Payable), yaitu kewajiban perusahaan kepada kreditor dengan jaminan hipotek. Hutang hipotek terjadi karena perusahaan meminjam uang dengan anggunan/ harta tidak bergerak dan dihipotekkan.bila perusahaan tidak dapat membayar pada waktunya, kreditor berhak untuk melakukan penjualan lelang harta yang dihipotekkan melalui pengadilan setempat.

b. Hutang Obligasi (Bonds Payable), yaitu hutang yang terjadi karena perusahaan mengeluarkan surat obligasi (pengakuan hutang jangka panjang). Pelunasan hutang obligasi dapat dilakukan pada saat jatuh temponya secara sekaligus atau secara bertahap melalui penarikan obligasi tertentu.

4. Hutang Jangka Panjang Lainnya, adalah berupa kewajiban perusaah yang terjadi karena adanya pinjaman seperti : Kredit Investasi, Kredit Modal Kerja Permanen dan sebagainya.

Catatan :

Hutang jangka panjang harus dicatat sebagai Hutang Jangka Pendek, karena setiap pelepasan nilai secara berangsurdari suatu hutang jangka panjang akan dilunasi dalam jangka waktu yang singkat, sehingga wajarlah jika setiap hampir jatuh tempo angsuran dipindahkan ke perkiraan hutang jangka pendek.

Misalnya : Jumlah Pinjaman Hipotek Rp. 3.000.000

Angsuran Rp. 500.000 -

Sisa Pinjaman Hipotek Rp. 2.500.000

Angsuran yang berjumlah Rp.500.000 dipindahkan keperkiraan hutang jangka pendek dan Rp.2.500.000 tetap diperkirakan hutang jangka panjang.

C. Modal (Capital), adalah selisih antara Harta dan Hutang, yang merupakan kewajiban perusahaan kepada para pemilik, pada perusahaan perseorangan, modal dinyatakan dalam perkiraan modal pemiliknya itu sendiri. Dalam perusahaan yang berbentuk CV atau Firma (Partnership) modal dinyatakan pada perkiraan modal masing – masing anggota. Sedangkan dalam perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas, Modal terdiri dari :

a. Modal yang disetor (Paid –in - Capital), yaitu jumlah uang yang disetorkan oleh pemegang saham, baik Pemegang Saham Biasa (Common Stock) maupun Saham Istimewa/Preferen (Preferred Stock). Yang dicantumkan dalam neraca adalah sejumlah modal yang disetor. Susunan modal saham dalam neraca dibuat sebagai berikut :

Modal Saham

Modal Dasar/ Statuter Rp. 8.000.000

Modal Belum Ditempatkan/Saham dalam Portepel Rp. 2.000.000 -

Modal Ditempatkan/ Modal saham beredar Rp. 6.000.000

Penyajian modal di atas biasanya juga dicatat dengan Agio (Premium on Stock) maupun Dis Agio (Discount on Stock)

b. Cadangan (Reserve), yaitu penyisihan dari keuntungan bersih perusahaan setelah “Pajak Penghasilan”. Pembentukan Cadangan diperlukan untuk berbagai tujuan perusahaan, misalnya saja untuk : Cadangan Pembayaran Hutang, cadangan ekspansi, cadangan pensiun karyawan cadangan social dan lain – lain.

c. Laba Tidak Dibagi atau Saldo Laba yang ditahan (Retained Earnings), yaitu merupakan kumpulan laba tahun – tahun sebelumnya, yaitu laba bersih setelah dipotong pajak penghasilan dikurangi pembayaran dividen, cadangan dan lain – lain.

D. BENTUK NERACA

Penyusunan neraca dapat dilakukan dengan menggunakan :

1. Bentuk T (T form), yaitu penyusunan neraca dengan menempatkan Harta disebelah kiri dan menempatkan Hutang dan Modal di sebelah Kanan.

2. Bentuk Laporan (Report Form), yaitu penyusunan neraca dengan menempatkan Harta, Hutang, dan Modal secara berurutan dari atas ke bawah.

E. HUBUNGAN NERACA DENGAN PERSAMAAN DASAR AKUNTANSI

Dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya, persamaan dasar akuntansi berasal dari keseimbangan neraca. Dalam neraca yang terdiri dari kelompok Harta, Kewajiban (Hutang), dan Modal, kesemuannya berubah sesuai dengan transaksi keuangan yang terjadi. Perubahan – perubahan, berupa bertambah maupun berkurangnya harta, kewajiban dan modal terselenggara berdasarkan persamaan dasar akuntansi, yang bertolak dari system keseimbangan neraca. Dari suatu persamaan dasar akuntansi itu, dapat langsung disusun suatu neraca.

Perkiraan - perkiraan yang termasuk dalam kelompok harta, langsung dimasukkan sebagai kelompok harta di neraca, yaitu disebelah debit. Sedangkan perkiraan – perkiraan yang termasuk kelompok Hutang dan Modal, langsung dimasukkan sesuai kelompoknya disebelah kredit neraca.

  1. Laporan Arus Kas

yaitu laporan yang menggambarkan penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode tertentu. Laporan Arus Kas akan dibahas dalam bab tersendiri.

Manfaat informasi arus kas

}  Informasi arus kas berguna sebagai indikator  jumlah arus kas di masa yang akan datang

}  Laporan arus kas juga menjadi alat pertanggungjawaban arus kas masuk dan arus kas keluar selama periode pelaporan.

}  laporan arus kas memberikan informasi yang bermanfaat bagi pengguna laporan dalam mengevaluasi perubahan kekayaan bersih/ekuitas dana suatu entitas pelaporan.

 

5.      PENGGUNA LAPORAN KEUANGAN DAN TUJUAN PENGGUNAANNYA

  1. Investor : penanam modal dan penasihat mereka berkepentingan dengan risiko yang melekat serta hasil pengembangan dari investasi yang mereka lakukan. Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah harus membeli, menahan, atau menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen.
  2. Karyawan : karyawan dan kelompok yang mewakili merekatertarik pada informasi mengenai stabilitas dan profitabilitas perusahaan, juga tertarik dengan informasi untuk~ menilai kemampuan perusahaan dalam memberikan balas jasa, imbalan pasca kerja dan kesempatan kerja.
  3. Pemberi pinjaman : pemberi pinjaman tertarik dengan informasi keuangan yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah pinjamari serta bunganya dapat dibayar pada saat jatuh tempo. ~
  4. Pemasok dan kreditor usaha lainnya : pemasok dan kreditor usaha lainnya tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah yang kewajibannya akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor usah berkepentingan pada perusahaan dalam tenggang waktu yang lebih pendek daripada pemberi pinjaman kecuali kalau sebagai pelanggan utam rnereka bergantung pada kelangsungan hidup perusahaan.
  5. Pelanggan : para pelanggan berkepentingan dengan informasi mengenai kelangsungan hidup perusahaan, terutama kalau mereka terlibat dalam perjanjian jangka panjang dengan, atau bergantung pada perusahaan.
  6. Pemerintah : pemerintah dan berbagai lembaga yang berada dibawah kekuasaannya berkepentingan dengan alokasi sumberdaya dan karena itu berkepentingan dengan aktivitas perusahaan. Mereka juga membutuhkan informasi untuk mengatur aktivitas perusahan, menetapkan kebijakan pajak, dan sebagai dasar menyusun statistik pendapatan nasional dan statisti lainnya
  7. Masyarakat : perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat daiam berbagai cara. Misalnya: perusahaan dapat memberikan kontribusi berarti pada perekonomian nasional, termasuk jumlah orang yang dipekerjakan dan perlindungan kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarakat dengan menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir kemakmuran perusahaan dan rangkaian aktivitasnya.

 

 

 

 

 

 

6.      MACAM-MACAM ANALISIS LAPORAN KEUANGAN

  • Analisis Time Series dan Cross Sectional

  1. Analisis Trend atau time series adalah analisis rasio perusahaan untuk beberapa periode. Membandingkan rasio sekarang (present ratio) dengan rasio-rasio dari waktu yang lalu (rasio historis) atau dengan rasio-rasio yang diperkirakan untuk waktu-waktu yang akan datang pada perusahaan yang sama. Analisis trend dapat melihat apakah prestasi perusahaan itu meningkat atau menurun selama periode tertentu, mengestimasi kemungkinan terjadi peningkatan atau penurunan pada kondisi keuangan tertentu
  2. Analisis Cross Sectional, dengan analisis ini analis membandingkan rasio-rasio perusahaan (company ratio) dengan rata-rata rasio perusahaan sejenis atau industri (rasio rata-rata/rasio standard) untuk waktu yang sama.

  • Analisis Commond Size dan Analisis Index

  1. Analisis Commond Size, untuk membuat perbandingan elemen-elemen laporan keuangan dengan command base-nya. Laporan keuangan neraca pada sisi aktiva didasarkan pada total aktiva sehingga total aktiva sama dengan 100%. Elemen-elemen lain dari aktiva dibandingkan dengan total aktiva. Elemen-elemen kewajiban dan modal sendiri didasarkan pada total kewajiban dan modal sendiri. Laporan laba rugi commond base-nya penjualan, elemen-elemen laporan laba rugi dibandingkan dengan penjualan.
  2. Analisis Index, memilih tahun dasar sebagai commond base-nya elemen-elemen laporan keuangan pada periode lain dibandingkan dengan elemen-elemen laporan keuangan yang sama dengan tahun dasar tersebut.

Catatan atas laporan keuangan, menginformasikan kebijaksanaan akuntansi yang mempengaruhi posisi keuangan dari hasil keuangan perusahaan. Laporan keuangan diharapkan disajikan secara layak, jelas, dan lengkap, yang mengungkapkan kenyataan-kenyataan ekonomi mengenai eksistensi dan operasi perusahaan tersebut. Dalam menyusun laporan keuangan, akuntansi dihadapkan dengan kemungkinan bahaya penyimpangan (bias), salah penafsiran dan ketidaktepatan. Untuk meminimkan bahaya ini, profesi akuntansi telah berupaya untuk mengembangkan suatu barang tubuh teori ini. Setiap akuntansi atau perusahaan harus menyesuaikan diri terhadap praktik akuntansi dan pelaporan dari setiap perusahaan tertentu.

7.      PIHAK – PIHAK YANG TERKAIT DENGAN LAPORAN KEUANGAN, IALAH:

}  IAI

}  Bapepam

}  BEJ

}  Kantor Pajak

}  dan Kantor Akuntan Publik (Auditor)

CONTOH BENTUK LAPORAN KEUANGAN PERUSAHAAN ASURANSI

 

1.    NERACA

 

PT. ASURANSI JIWA ABC

NERACA

Per 31 Desember 20x2 dan 20x1

 


ASET                                      20X2    20X1                         KEWAJIBAN & EKUITAS                                            20X2          20X1

Investasi                                                                              Kewajiban kepada pemegang polis

Deposito Wajib                 xx               xx                       Kewajiban Manfaat Polis Masa Depan                xx               xx

Deposito Biasa                  xx               xx                       Estimasi Kewajiban Klaim                                         xx               xx

Sertifikat Deposito          xx               xx                       Utang Klaim                                                                    xx               xx

Saham                                  xx               xx                       Premi yg blm merupakan pendapatan                xx               xx

Obligasi                                xx               xx                       Jumlah Kewajiban kepada

SBPU                                     xx               xx                           pemegang polis                                                       xx               xx

Penyertaan Langsung    xx               xx                      

Tanah dan Bangunan      xx               xx                       Titipan Premi                                                                 xx               xx

Pinjaman Hipotek            xx               xx                       Utang Reasuransi                                                         xx               xx

Pinjaman Polis                   xx               xx                       Utang Komisi                                                                 xx               xx

Investasi Lain                     xx               xx                       Hak Laba Pemegang Polis yang

Jumlah Investasi              xx               xx                            belum dibagikan                                                      xx               xx

                                                                                                Biaya yang masih harus dibayar                             xx               xx

Kas dan Bank                     xx               xx                       Utang Subordinasi                                                       xx               xx

Piutang Premi                    xx               xx

Piutang Reasuransi          xx               xx

Piutang Hasil Investasi   xx               xx

Piutan Lain                          xx               xx

Biaya dibayar dimuka     xx               xx

 

Aset Tetap:                                                                         Ekuitas

- Tanah                                 xx               xx                       Modal Dasar...lbr@Rp

- Bangunan           xx                                                            Modal ditempatkan dan disetor...lbr                xx               xx

   Akml.Penystan (xx)                                                     Agio/disagio Saham                                                    xx               xx

                                                xx               xx                       Saldo Laba                                                                       xx               xx

- Aset Tetap Lain  xx                                                       

   Akml.Penystan (xx)                                                    

                                                                xx               xx                       Jumlah Ekuitas                                                              xx               xx

Aset Lain-lain:

-                      Biaya Akuisisi

Ditangguhkan                    xx               xx   

 

Jumlah Aset                       xx               xx                       Jumlah Kewajiban dan Ekuitas                              xx               xx      

                                                                                                                                                                                                                              

 

 

 

 

 

 

2.    LAPORAN LABA RUGI (SINGLE STEP)

 

PT.ASURANSI JIWA ABC

LAPORAN LABA RUGI

Untuk Tahun yang Berakhir

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X2 DAN 20X1

                                                                                                                                                                                                20X2      20X1

PENDAPATAN

Pendapatan Premi

      Premi Bruto                                                                                                                                                            xx          xx

  Dikurangi: Premi Reasuransi                                                                                                                                (xx)        (xx)

  Dikurangi(ditambah): Kenaikan (penurunan) Premi yang

           Belum merupakan pendapatan                                                                                                                (xx)        (xx)

  Jumlah Pendapatan Premi                                                                                                                                   xx          xx

Hasil Investasi                                                                                                                                                              xx          xx

Imbalan Jasa DPLK                                                                                                                                                     xx          xx

Pendapatan Lain                                                                                                                                                        xx          xx

Jumlah Pendapatan                                                                                                                                                  xx          xx

 

BEBAN

Klaim dan Manfaat                                                                                                                                                    xx          xx

Dikurangi: Klaim Reasuransi                                                                                                                                   (xx)        (xx)

Ditambah (dikurangi): Kenaikan (penurunan) kewajiban manfaat polis

     masa depan dan estimasi kewajiban Klaim                                                                                                xx          xx

Amortisasi biaya akuisisi ditangguhkan                                                                                                             xx          xx

Pemasaran                                                                                                                                                                   xx          xx

Umum dan Administrasi                                                                                                                                         xx          xx

Hasil (beban) lain                                                                                                                                                       xx           xx

 

Jumlah Beban                                                                                                                                                             xx          xx

 

LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK                                                                                                                              xx          xx

PAJAK PENGHASILAN                                                                                                                                              (xx)        (xx)

LABA BERSIH TAHUN SEKARANG                                                                                                                        xx          x x

DEVIDEN                                                                                                                                                                        (xx)        (xx)

SALDO LABA AWAL TAHUN                                                                                                                                   xx          x x

 

SALDO LABA AKHIR TAHUN                                                                                                                                  xx          xx

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


3.    LAPORAN ARUSU KAS (Metode Langsung)

 

PT. ASURANSI JIWA ABC

LAPORAN ARUS KAS

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X2 dan 20X1

 


                                                                                                                                                                                            20X2      20X1

 

Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Penerimaan Premi                                                                                                                                                        xx          xx

Penerimaan Klaim Reasuransi                                                                                                                                  xx          xx

Penerimaan Lain-lain                                                                                                                                                    xx          xx

Pembayaran Premi Reasuransi                                                                                                                                (xx)        (xx)      

Pembayaran Komisi                                                                                                                                                      (xx)        (xx)

Pembayaran Klaim                                                                                                                                                        (xx)        (xx)

Pembayaran Beban Umum dan Administrasi                                                                                                     (xx)        (xx)

Pembayaran Pajak                                                                                                                                                        (xx)        (xx)

Pembayaran Beban Lain                                                                                                                                             (xx)        (xx)

Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Operasi (A)                                                                                                    xx          xx

 

Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Penerimaan Hasil Investasi                                                                                                                                        xx          xx

Pencairan Deposito                                                                                                                                                       xx          xx

Pencairan Obligasi                                                                                                                                                         xx          xx

Hasil Penjualan Saham dan Obligasi                                                                                                                       xx          xx

Hasil Penjualan Aset Tetap                                                                                                                                        xx          xx

Penempatan deposito                                                                                                                                                 (xx)        (xx)

Perolehan Saham dan Obligasi                                                                                                                                 (xx)        (xx)

Perolehan Aset Tetap                                                                                                                                                  xx          xx

Perolehan Investasi Lain                                                                                                                                             xx          xx

Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Investasi (B)

 

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Penerimaan Utang dari Subordinasi                                                                                                                       xx          xx

Penambahan Modal disetor                                                                                                                                      xx          xx

Pembayaran Pinjaman Subordinasi                                                                                                                        (xx)        (xx)

Pembayaran Deviden Kas                                                                                                                                          (xx)        (xx)

Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Pendanaan (C)

 

Kenaikan Kas Bersih A + B + C                                                                                                                                   xx          xx

Saldo Kas dan setara Kas – Awal Periode                                                                                                             xx          xx

Saldo Kas dan setara Kas – Akhir Periode                                                                                                           xx          xx

 

 

 

 

 

 

 

 

 


4.    LAPORAN ARUS KAS (Metode Tidak Langsung)

 

PT. ASURANSI JIWA ABC

LAPORAN ARUS KAS

Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 20X2 dan 20X1

 


                                                                                                                                                                                        20X2    20X1

Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Laba bersih sebelum pajak                                                                                                                                      xx          xx

Penyesuaian untuk beban non kas:

   Penyusutan Aset Tetap                                                                                                                                          xx          xx

   Amortisasi Aset tidak Berwujud                                                                                                                         xx          xx

Laba Operasi sebelum Modal Kerja                                                                                                                      xx          xx

Penurunan (kenaikan) Aset Lancar dan Kenaikan (penurunan) Kewajiban Lancar:

   (Kenaikan) Piutang Premi, piutang reasuransi, piutang hasil investasi, piutang lain                      (xx)        (xx)

   Penurunan Biaya dibayar dimuka                                                                                                                       xx          xx

   Kenaikan kewajiban polis manfaat masa depan, estimasi kewajiban klaim

       utang klaim, premi belum merupakan pendapatan                                                                               xx          xx

Kas dihasilkan oleh Operasi Utama Asuransi                                                                                                    xx          xx

Pembayaran PPh Badan                                                                                                                                            xx          xx

Pembayaran Bunga                                                                                                                                                     (xx)        (xx)

Arus Kas dari Operasi                                                                                                                                                 xx          xx

Hasil lain-lain                                                                                                                                                                  xx          xx

Kas Bersih dari (untuk) Aktiva Operasi (A)                                                                                                       xx          xx

 

Arus Kas dari Aktivitas Investasi

Hasil Investasi Netto                                                                                                                                                   xx          xx

Penyesuaian untuk beban nonkas:

   Beban penyusutan investasi                                                                                                                                xx          xx

   Beban Amortisasi Investasi                                                                                                                                   xx          xx

Kas Bersih Operasi Investasi                                                                                                                                    xx          xx

Pengurangan (tambahan) deposito wajib, deposito biasa                                                                         (xx)        (xx)

Pengurangan (tambahan)saham, obligasi, SBPU                                                                                            (xx)        (xx)

Pengurangan (tambahan) penyertaan langsung                                                                                            (xx)        (xx)

Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Investasi (B)                                                                                                xx          xx

 

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Hasil Emisi Saham                                                                                                                                                         xx          xx

Penerimaan Pinjaman Subordinasi                                                                                                                        xx          xx

Pembayaran deviden                                                                                                                                                 (xx)        (xx)

Kas Bersih dari (untuk) Aktivitas Pendanaan (C)                                                                                            xx          xx

 

Kenaikan Kas Bersih (A + B + C)                                                                                                                              xx          xx

Saldo Kas dan Setara Kas Awal Periode                                                                                                              xx          xx

Saldo Kas dan Setara Kas Akhir Periode                                                                                                              xx          xx

 

 

 

 

 


BAB III

PENUTUP

 

Kesimpulan

Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada suatu periode akuntansi  yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja perusahaan tersebut. Laporan keuangan adalah bagian dari proses pelaporan keuangan.

Laporan keuangan Suatu Perusahaan Terdiri Atas

q  Laporan Laba Rugi

q  Laporan Perubahan Ekuitas

q  Laporan Neraca

q  Laporan Arus Kas

Laporan keuangan terdiri dari:

q  -Neraca, menginformasikan posisi keuangan pada saat tertentu, yang tercermin pada jumlah harta yang dimiliki, jumlah kewajiban, dan modal perusahaan.

q  -Perhitungan laba rugi, menginformasikan hasil usaha perusahaan dalam suatu periode tertentu.

q  -Laporan arus kas, menginformasikan perubahan dalam posisi keuangan sebagai akibat dari kegiatan usaha, pembelanjaan, dan investasi selama periode yang bersangkutan.

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

www.bii.co.id/investor/financial.../Financial-Report.aspx

dasar-akuntansi.blogspot.com/.../laporan-keuangan-dasar-dasa akuntansi

www.ovcio.com/software-akuntansi-laporan-keuangan

id.wikipedia.org/wiki/Laporan_keuangan